I’ll Be Here for You, Oppa (FanFic by Rryfishy)

Semalem author yang bernama Rryfishy mengirimkan email ke kita dan email itu berisi FF tentang Heechul yang mau berangkat wamil gitu dan karena besok Heechul sudah akan masuk wamil makanya diriku berinisiatif untuk memposting FF ini malem ini juga, biar udah pada persiapan buat bersedih-sedih ria gitu *dikeplak Petal’s*

Well ngga usah banyak intro lagi, silahkan membaca dan jangan lupa meninggalkan komen yah… karena kutukan akan menghampiri para silent reader dan juga yang suka meng-copy cerita gitu hohohoho

Aku memandang gedung yang menjulang tinggi di depanku. Walau sudah larut malam, aku masih bisa melihat gedung itu dengan sangat jelas karena cahaya lampu. Di dalam gedung ini terletak apartemen milik kekasihku, Kim Heechul.

Yah, Kim Heechul yang kalian kenal itu adalah kekasihku. Kim Heechul Super Junior. Bagaimana aku bisa menjadi kekasih seorang idol yang terkenal dengan sifat abnormalnya itu? Ceritanya sangat sederhana, hanya aku satu-satunya wanita yang berani membentaknya dan membuatnya menuruti kata-kataku. Dan akhirnya dia sadar bahwa dia membutuhkanku.

Setelah puas kupandangi gedung yang menjulang itu, kuputuskan untuk melangkahkan kakiku masuk ke dalam untuk menemuinya. Walaupun aku tahu dia mungkin tidak berada di apartemen pribadinya ini dan lebih memilih tidur di dorm Suju bersama yang lainnya, setidaknya aku bisa merasakan keberadaan bayangannya di apartemen itu. Aku hanya ingin berada di dekat segala sesuatu yang bisa menghubungkan aku dengannya.

Baru satu jam yang lalu aku tiba di Seoul. Aku lelah. Sangat lelah. Bukan lelah secara fisik, tapi pikiran dan perasaan jenuh melebihi rasa lelah fisikku. Pekerjaanku sebagai seorang jurnalis yang mengharuskanku sering bertandang ke luar negeri hingga kadang aku melupakan kebutuhan untuk mengisi energiku. Kim Heechul adalah energi terbesarku.

Aku tahu saat aku berada di Singapura kemarin, dia sempat membuat fansnya khawatir dengan mengatakan bahwa dia sangat kesepian. Aku tahu rasa kesepian itu karena kami tidak pernah bertemu selama dua  bulan. Dia selalu mengatakan padaku bahwa dia sangat merindukanku tapi akhirnya kamipun tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tahu jika dia sudah mengungkapkan perasaannya melalui akunnya, itu tandanya dia sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi.

Saat ini, aku yang justru sangat membutuhkannya. Setiap rasa jenuh mulai menghampiriku, yang kupikirkan hanyalah dirinya. Ingin sekali aku memeluknya dan mengisi lagi tenagaku yang terkuras. Seperti yang biasa ia lakukan jika jadwal padat mulai menyerang dan saat ia merasakan lelah yang luar biasa, maka ia akan datang padaku dan memintaku memeluknya. Hanya memeluknya saja sudah berhasil membuatnya bersemangat lagi. Itulah yang ingin kulakukan saat ini. Memeluknya. Hanya ingin memeluknya saja.

Aku bisa langsung masuk ke dalam apartemennya setelah menekan password karena itu yang biasa kami lakukan jika bertandang ke apatemen kami masing-masing. Saat aku masuk, seorang pria tampan ternyata sedang asyik menonton TV. Dia menoleh ke arahku saat mendengar suara pintu terbuka Wajahnya sedikit terkejut saat melihat ternyata akulah yang datang tapi kemudian dia tersenyum lebar. Pria yang punya senyum lebar ini adalah pria yang sangat aku rindukan.

Chagiya, kau kapan datang?” tanyanya saat aku menghampirinya.

“Baru satu jam yang lalu aku tiba Oppa,” kataku yang sudah sampai di hadapannya.

Dia langsung menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Aku membalasnya dengan melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. Kubenamkan wajahku di bahunya. Hangat. Begitu nyaman. Aku benar-benar merindukannya. Kami masih menikmati sentuhan kami ini beberapa saat lalu dia melepaskan pelukannya. Matanya mulai menjelajahi setiap inchi wajahku. Mengamati semua komponen wajahku satu per satu.

“Baguslah,” ujarnya sambil tersenyum lega.

“Apanya yang bagus Oppa?” aku tidak mengerti apa yang dia katakan.

“Baguslah kau tidak kurang sesuatu apapun,” kata-katanya berhasil membuat wajahku bersemu merah. Sudah sering dia melakukan hal ini tapi entah mengapa, setiap dia melakukannya aku tidak bisa menyembunyikan ekspresiku ini.

Aku memeluknya lagi seperti tidak ingin melepaskannya. Aroma parfum bercampur dengan aroma tubuhnya memenuhi rongga hidungku. Aroma yang selalu membuatku tenang. Dia hanya membiarkan aku memeluknya tanpa mengatakan apa-apa. Dia tahu jika aku memeluknya seperti ini, berarti titik jenuhku sudah mencapai ambang batas.

Chagiya, apa kau lelah?” tanyanya pelan sambil mengusap rambutku pelan.

“Hm-mm,” aku hanya mengangguk dalam pelukannya.

“Sebaiknya kau mandi. Aku akan menyiapkan makan malam untukmu,”

Aku melepaskan pelukanku lalu memandangi wajahnya yang tampan.

“Bolehkah aku tidur di sini Oppa?”

“Tentu saja. Aku senang sekali jika kau mau tidur di sini,” jawabnya sambil tetap menatap fokus wajahku. Saat dia menatapku seperti ini, aku merasa dia adalah milikku seutuhnya. Tatapan penuh itu hanya milikku. Dan saat itu aku merasa aku adalah gadis paling beruntung di dunia karena memilikinya.

Walaupun banyak orang yang mengatakan dia aneh karena sering berteriak atau bahkan bertindak kasar pada orang lain, tapi saat bersamaku dia bisa menunjukkan sisi lainnya yang aku yakin jika orang lain melihatnya, gelar abnormal yang dia sandang bisa langsung dicabut.

Terasa aneh memang, bahkan dari sebelum kami pacaran hingga sekarang, perang dunia ketiga antara kami berdua masih sering terjadi. Tapi di saat-saat seperti ini, saat-saat aku membutuhkannya, saat-saat aku hanya ingin di dekatnya, dia bisa menjadi orang yang sangat berbeda. Yang bisa membuatku bersyukur memiliknya.

Setelah mandi, aku memilih bajuku yang tersimpan di lemari pakainnya. Aku punya beberapa pakaian di sini, khawatir jika suatu saat aku akan menginap di sini secara mendadak seperti ini. Aku mencium aroma nasi goreng khas buatannya saat keluar dari kamar. Sebenarnya itu khas buatan Hangeng Oppa karena Hangeng Oppa yang mengajarinya memasak.

 “Selamat pagi tuan putri,” sapanya saat aku menghampirinya di dapur. Aku hanya terkekeh pelan. “Ini nasi goreng spesial untuk tuan putri khas Kim Heechul,” katanya lagi sambil menghidangkannya di meja makan. Aku menarik kursi dan dia duduk tepat di hadapanku.

Dia menyiapkannya dengan sangat baik. Dua porsi nasi goreng sudah ada di meja makan bersama dua gelas jus jeruk dan ada satu piring buah-buahan yang sudah di potong-potong.

“Terima kasih Oppa,” kataku tulus sambil manatapnya. Dia hanya tersenyum lebar. Senyuman yang selalu aku suka. Lalu kami mulai menyantap nasi goreng buatannya itu. Setelah acara makan selesai, kami memilih menonton TV sambil menunggu kantuk menyerang.

Oppa, jangan lagi membuat ELF khawatir padamu,” ujarku.

“Maksudmu?”

“Waktu Oppa menulis status bahwa Oppa sangat kesepian, mereka khawatir sekali padamu.”

“Aku tahu. Tapi aku sangat merindukanmu Chagiya. Seandainya saat itu aku punya jadwal kosong, aku akan langsung menyusulmu ke Singapura,” ujarnya.

Aku menatap wajahnya, “Oppa…”

“Hm?” jawabnya lalu membalas tatapanku.

“Apa Oppa bahagia?” nada suaraku mulai serius. Dia menatapku heran.

“Kenapa kau tanyakan itu Chagi?”

“Apa Oppa bahagia dengan hubungan kita? Aku bahkan jarang punya waktu untuk menemanimu. Kita jarang bertemu. Kita tidak pernah melakukan aktifitas seperti pasangan yang lainnya. Jalan-jalan, makan bersama, menghabiskan waktu bersama. Apa Oppa bahagia dengan semua ini?”

Aku tidak tahu kenapa justru pertanyaan ini yang aku lontarkan. Saat melihatnya malam ini, aku merasa ada yang kurang dari diriku untuknya. Dia tidak pernah memprotes semua kesibukanku. Di tengah-tengah kesibukanku, ada saat-saat aku membutuhkannya dan dia dengan senang hati ada untukku walaupun itu hanya melalui telepon ataupun dunia maya. Itu semua sudah cukup bagiku. Satu hal yang bisa membuatnya mengamuk hebat, jika aku sudah terlalu sibuk dengan pekerjaanku dan aku lupa untuk menghubunginya seharian, bisa di pastikan kupingku akan terganggu mendengar omelan panjangnya. Tapi aku menyukai itu, dia selalu perhatian padaku. Tapi aku, saat dia ingin bermanja-manja denganku seperti layaknya pasangan kekasih lain, aku tidak ada di sampingnya. Bagiku mungkin jika aku mendengar suaranya saja bisa mengobati rasa rinduku. Tapi bagi seorang pria mungkin berbeda. Pria lebih membutuhkan sosok wanita yang berada di sampingnya dan selalu ada saat mereka butuhkan. Aku mulai berpikir aku bukan termasuk wanita seperti itu.

Saat mendengar pertanyaanku, dia menatap mataku tajam. Aku tahu tatapan ini, tatapan yang selalu ia berikan jika aku sudah mulai ragu tentang hubungan kami. Kuakui, aku masih ragu apakah hubungan kami akan berakhir dengan baik.

“Apa kau bahagia Chagi?” tanyanya padaku. Aku tersenyum ke arahnya.

“Aku sangat bahagia Oppa. Aku bahagia memiliki Oppa. Dengan segala kekurangan yang ada dalam hubungan kita, aku tetap bahagia. Dalam suatu hubungan, kita jangan melihat apa yang kita tidak punya, tapi lihatlah apa yang kita punya. Memang kita tidak punya banyak waktu untuk bersama, tapi kita punya cinta dan kepercayaan Oppa,” jawabku panjang lebar. Aku terbiasa mengeluarkan seluruh isi hatiku padanya hingga tak ada yang tersisa.

“Itulah jawabanku Chagi,” jawabnya dengan nada yang sangat tenang. Setenang wajahnya saat ini. “Semua yang kau katakan tadi, itulah jawabanku,” tukasnya lagi.

Aku memandang wajah teduhnya saat ini. Benar-benar Kim Heechul yang berbeda dengan yang ada di TV. Aku tahu jika dia sudah mengeluarkan ekspresi dan nada bicara seperti ini, itu tandanya dia tidak main-main dengan ucapannya.

Oppa, mianhae…” ucapku lalu menunduk.

“Untuk apa?”

Mianhae, karena aku tidak bisa menjadi kekasih yang baik untuk Oppa. Tidak bisa selalu berada di sisi Oppa saat Oppa membutuhkanku,” suaraku mulai bergetar.

Dia menarik kedua tanganku dan membenamkan wajahku di dada bidangnya. Aku membalas pelukannya dan dia mengusap lembut rambutku. Aku bisa mendengar suara detak jantungnya, sangat jelas sekali. Dia meletakkan dagunya tepat di atas kepalaku. Hembusan napasnya bisa kurasakan mengenai ujung kepalaku. Hembusan napas ini, hembusan napas pria yang ku cintai. Hembusan napas yang tanpa aku perintahpun sudah menjadi oksigen bagiku.

Kami terdiam beberapa saat dalam pelukan masing-masing. Kebiasaan yang sering kami lakukan. Saat berpelukan kami ingin menikmatinya sejenak. Menikmati detak jantung kami masing-masing. Terakhir kali kami seperti ini dua bulan yang lalu, saat aku hendak berangkat ke Singapura dan kami baru bisa melakukannya lagi sekarang.

“Aku ingin meminta sesuatu darimu dan kau tidak boleh menolaknya,” ucapan pertama yang keluar dari mulutnya sejak kami mulai berpelukan tadi.

“Apa Oppa?”

“Jangan pernah lagi mengatakan bahwa kau bukanlah kekasih yang baik untukku. Apa kau tidak sadar? Kau itu sudah merampas seluruh hatiku hingga tidak ada yang tersisa. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Aku akan mati karena kau sudah membawa hatiku. Apa kau pernah mendengar orang bisa bertahan hidup tanpa hati?”

Aku terkekeh pelan mendengar omelan khasnya. Perlahan-lahan aku merasakan energi baruku mulai memenuhi tubuhku. Sudah kubilangkan dengan memeluknya saja aku bisa mendapatkan energi baru?

“Kalau begitu, aku ingin mencoba meninggalkan Oppa dan membawa lari hati Oppa,” candaku. Saat ini aku sudah punya tenaga untuk berperang dengannya. Benar saja, sedetik setelah aku mengatakannya, aku sudah meringis kesakitan karena mendapat jitakan keras darinya.

AwwOppa, sakit…” kataku lalu melepaskan pelukanku dari tubuhnya. Aku memegangi kepalaku bekas jitakannya. Dia memandangku dengan tatapan garang.

“Kalau kau berani melakukannya, akan kubunuh kau,” ancamnya. Aku memandanginya dengan wajah cemberut. “Kau tidak bisa lari dariku Chagiya. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, jadi jangan coba-coba melakukan sesuatu yang akan membahayakan dirimu sendiri,” desisnya lagi. Aish, sifat abnormalnya terlihat lagi.

Oppa, bagaimana kabar member yang lainnya?” tanyaku lagi saat matanya mulai fokus menatap layar televisi.

“Semuanya baik, kecuali Donghae dan Eeteuk yang sedang uring-uringan karena saat ini mereka sedang jatuh cinta,” katanya tanpa menoleh ke arahku.

“Benarkah? Memang sudah saatnya Donghae punya pacar lagi dan Eeteuk Oppa juga sudah saatnya menikah,” gumamku lebih pada diriku sendiri. “Lalu, apakah Oppa masih sering bertengkar dengan Kyuhyun? Jangan terus mengganggunya Oppa,” kataku seperti menasehati anak umur 5 tahun. Wajahnya terlihat kesal saat menoleh ke arahku. Sepertinya akan ada semburan gunung berapi sebentar lagi. Benar saja.

“Yaakk, Kau itu sebenarnya pacarku atau pacar Kyuhyun?” semburnya. Wajahnya sangat mengerikan. Tapi aku justru terkekeh melihatnya seperti itu.

Oppa tahu sendiri kan? Aku sangat mengidolakan Kyuhyun, jadi jangan ganggu idolaku,” sergahku lagi tidak peduli dengan tatapan membunuhnya.

“Kalau begitu, kau pacaran saja dengan Kyuhyun,” serunya lalu membuang wajah mengerikannya ke arah televisi. Aku terkekeh lagi. Aku suka membuatnya naik darah seperti ini karena aku tahu setelah dia berteriak mengeluarkan emosinya, dia akan segera melupakan kejadian tadi. Seperti menguap begitu saja seiring dengan teriakannya. Jadi aku tak perlu khawatir jika dia sudah marah-marah seperti ini.

Oppa, aku mau istirahat. Lelah sekali rasanya,” aku hendak beranjak dari dudukku saat dia menahanku.

Chagiya,”

“Hm?” aku menoleh ke arahnya. Dia menyunggingkan senyum setannya. Sepertinya ada yang tidak beres.

“Kau tidak ingin tidur denganku?”

Mwo?!? Kau jangan macam-macam Oppa. Apa Oppa ingin mendengar berita di surat kabar besok dengan judul ‘Kim Heechul di temukan mati mengenaskan di apartemen pribadinya karena di bunuh oleh seorang wanita yang di duga adalah kekasihnya’?”

Aish Chagiya, kau itu sadis sekali. Aku kan hanya bercanda,” serunya.

“Jangan bercanda tentang hal itu Oppa,”

Arasseo,” jawabnya.

Aku masuk ke dalam kamar tamu yang biasanya kugunakan jika menginap di sini. Walaupun aku sering menginap di apartemennya dan sebaliknya dia sering menginap di apartemenku, tapi aku punya prinsip yang tetap kupegang teguh. Aku hanya akan ‘melakukannya’ dengan suamiku. Untunglah Heechul Oppa sangat menghargaiku dan ikut membantuku memegang prinsipku itu. Hal terakhir yang pernah kami lakukan di dalam kamar yang sama adalah saat Hangeng Oppa memutuskan untuk meninggalkan Super Junior dan kembali ke China. Saat itu yang dia lakukan hanya memelukku sepanjang malam. Aku sempat terbangun beberapa kali saat itu karena mendengarnya terisak. Aku tahu itu adalah hal terberat baginya.

**

Pukul 9 pagi aku baru keluar dari kamar. Tidurku benar-benar nyenyak. Kulihat ada sebuah note kecil yang menempel di pintu kulkas.

Chagiya, aku ada kegiatan pagi ini. Aku tidak berani membangunkanmu karena sepertinya kau lelah sekali. Aku akan pulang larut malam karena malam ini kami akan tampil di Inkigayo. Malam ini kau harus tidur di sini. Jangan membantahnya!”

Aku melirik meja makan. Sudah ada sandwich dan jus yang terhidang. Selesai sarapan, aku memilih kembali ke apartemenku. Pasti saat ini banyak debu penghuni apartemenku. Setelah membereskan apartemenku dan berbelanja persediaan kulkas, aku kembali ke apartemennya. Tak terasa hari sudah gelap saat aku tiba. Aku menyalakan televisi sambil menunggunya pulang. Tapi dia bilang akan pulang larut malam karena mereka akan tampil di Inkigayo. Aku lalu mencari-cari siaran yang menyiarkan program Inkigayo.

Nah, ketemu. Aku menikmati penampilan setiap artis yang tampil dan kini tiba giliran Super Junior. Mereka semakin tampan saja. Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka. Dan seperti biasanya, mereka berhasil menduduki #1 di acara itu. Eeteuk Oppa menyampaikan ucapa terima kasih mewakili semua member Super Junior.

“Terima kasih untuk semuanya yang selalu memberikan kami cinta. Heechul akan segera meninggalkan kita semua untuk wajib militer, terimakasih  untuk memberikan kami hadiah yang spesial hari ini.”

DEG!!!

Detak jantungku tiba-tiba bertambah cepat saat mendengar kata-kata Eeteuk Oppa. Apa yang baru saja dia katakan? Heechul Oppa akan menjalani wajib militer? Aku berharap saat ini kupingku sedikit terganggu, jadi tadi aku memang salah dengar. Tapi saat aku melihat Heechul Oppa memegang mic dan mulai berbicara, duniaku seperti runtuh seketika.

“Ini adalah perform terakhirku sebelum masuk militer. Sangat menggembirakan mendapatkan mutizen ini sebelum aku pergi. Aku juga berterima kasih untuk Jungsoo dan juga member yang lainnya. Dan juga untuk fans yang mencintaiku juga. Terima kasih juga untuk semua staff ‘Inkigayo’ yang telah memberi kami banyak waktu, dan khususnya aku ingin berterimakasih untuk manager ku juga yang telah memahami sifat burukku. Aku tidak pandai untuk berkata-kata. Jadi cukup sampai disini. Aku akan kembali dengan selamat, dan tetap sehat.”

Tubuhku terasa lemas karena surprise yang aku dapatkan malam ini terlalu besar. Terlalu besar hingga membayangkannya sajapun aku tidak pernah. Oppa memang pernah bilang akan mendaftar wajib militer tapi itu akan di lakukannya tahun depan bersama dengan Eeteuk Oppa. Lalu apa maksudnya dengan tidak memberitahuku sama sekali dengan keputusannya ini. Kulihat air mata Eeteuk Oppa tidak bisa lagi di kendalikan. Kumatikan televisi saat itu juga.

Aku berjalan gontai menuju kamar. Tidak bisa ku jelaskan perasaanku saat ini. Terkejut, marah, kecewa, sedih, takut, semua jadi satu. Kim Heechul, apa yang kau lakukan padaku? Kau ingin membuatku gila saat ini juga? Aku benar-benar tidak punya tenaga saat ini. Yang bisa kulakukan hanyalah menangis di bawah selimut yang menutup tubuhku. Aku berusaha memejamkan mataku dan berharap ini hanya sebuah mimpi buruk dan saat aku terbangun nanti, tidak akan terjadi apa-apa.

Aku terbangun saat merasakan tubuhku sangat hangat. Aroma tubuh ini, aroma tubuh pria yang kucintai, yang hampir membuatku gila beberapa saat yang lalu. Lalu aku sadar saat ini aku sedang berada dalam dekapan seorang pria. Aku tersenyum saat sadar siapa pria yang sedang memelukku sekarang. Aku mendongakkan kepalaku ke atas melihat wajah priaku ini dengan sangat jelas. Lalu aku membenamkan wajahku lagi di dada bidangnya, menikmati setiap detak jantungnya. Teringat akan kejadian di Inkigayo tadi, aku mulai terisak. Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

“Kenapa kau lakukan ini padaku Oppa...” kataku di sela-sela tangisku. Dia menarikku semakin rapat ke tubuhnya. Kedua tangannya melingkar sempurna di tubuhku dan aku tidur tepat di lengannya sebagai alas.

Mianhae Chagi, aku tidak bermaksud menyembunyikan ini darimu. Aku hanya tidak siap melihat reaksimu setelah mendengarnya. Saat kau mendengar aku akan mendaftar tahun depan saja kau begitu terpukul, apalagi kau mendengar aku sudah mendaftar untuk tahun ini. Aku benar-benar tidak siap Chagi,” katanya tenang. Tapi aku tahu sebenarnya dia sedikit tidak siap dengan semuanya.

“Tanggal berapa Oppa akan mulai menjalani wajib militernya?” tanyaku lagi yang mulai sedikit tenang.

“1 September,”

Mwo?” aku mendongakkan kepalaku lagi mencari matanya. “Itu kan beberapa hari lagi Oppa,” seruku. Dia membalas tatapanku lalu dia membelai rambutku lembut.

“Berjanjilah kau akan menungguku Chagi,”

“Aku akan selalu menunggumu Oppa,” ucapku lalu wajahku menegang seketika saat menyadari Heechul Oppa sedang menatap wajahku lekat. Dia sedikit menundukkan wajahnya agar bisa melihatku.

Mataku semakin melebar melihatnya semakin menundukkan wajahnya hingga saat ini hidung kami nyaris bersentuhan. Aku masih terus melawan tatapannya. Lalu sedetik sebelum bibirnya sukses menyentuh bibirku, dia mengatakan hal yang paling aku sukai.

Saranghae Chagiya,”

Aku tidak sempat menjawabnya karena setelah itu dia sudah menjamah bibirku dengan bibirnya. Dia melakukannya dengan hati-hati. Pelan, lembut dan hangat. Dia membebaskan bibirku setelah beberapa detik kami melakukannya. Dia beralih mengecup puncak kepalaku.

Chagiya, menikahlah denganku,” ucapnya tiba-tiba. Aku masih terpaku mendengarnya.

Oppa… melamarku?” tanyaku seperti orang bodoh. Tentu saja, selama ini dia sering mengatakan di depan public bahwa dia tidak percaya dengan pernikahan, dan saat ini dia melamarku?

“Kau pikir aku sedang melakukan apa sekarang?” nada suaranya sedikit meninggi. Aku tertawa pelan lalu terdiam lagi. “Bagaimana?” tanyanya lagi.

“Bagaimana apanya?” tanyaku pura-pura tidak mengerti.

Yaak Chagiya, kau jangan seperti orang bodoh. Kau mau menikah denganku tidak? Kalau kau tidak mau ya sudah. Kita tidak usah menikah sampai tua,” suaranya sudah  seperti bom atom saja apalagi saat ini tepat berada di sampingku.

Oppa, mana ada pria yang melamar kekasihnya dengan cara membentak-bentak seperti itu?” seruku tak mau kalah.

“Itu karena kau bodoh sekali,”

Yaak Oppa, jangan mengataiku bodoh,” bentakku akhirnya.

Sudah kubilang kalau perang dunia ketiga di antar kami masih sering terjadi kan? Inilah buktinya. Tapi kali ini berbeda, dia tidak membalas seranganku. Tapi justru semakin memperat tubuhku dalam dekapannya.

Geunde, bagaimana kau bisa tidur di tempat tidurku?” tanya Heechul Oppa yang membuatku tersadar. Aku sedikit mengangkat kepalaku melewati tubuhnya untuk memastikan di mana aku berada.

“Aku langsung masuk kamar saat mendengar kata-katamu di Inkigayo tadi. Tapi sepertinya aku tidak sadar masuk ke kamarmu Oppa, hehee..” jawabku sumringah. Sepertinya malam ini memang otakku kurang bekerja dengan baik sampai-sampai aku tidak sadar sudah sampai di kamar ini. Apalagi dari tadi yang kulihat hanyalah tubuh Heechul Oppa saja yang semakin menambah ketidak sadaranku.

“Kau ini…” katanya gemas. “Ayo cepat. Apa jawabanmu? Aku tidak ingin menunggu lama,” aish, dasar abnormal.

“Kau saat ini sedang memaksaku Oppa. Mana bisa aku menjawabnya dengan pikiran jernih,”

“HYAAA… KAU ITU MAU JAWAB TIDAK?!?” aku terkekeh melihat wajahnya yang sudah hampir meledak.

Lalu secepat kilat aku mengecup bibirnya. Dia sempat tersontak saat aku melakukannya.

I do, Oppa,” jawabku akhirnya.

“Aku tahu kau tidak akan menolakku. Karena sudah kubilang, kau tidak bisa lari dariku,” ujarnya setelah berhasil mengendalikan ekspresi terkejutnya karena kecupan kilat dariku tadi.

“Kapan Oppa akan siap menikah?” tanyaku.

“Kita bisa menikah kapan saja saat kau sudah siap Chagi,” katanya lagi.

Aku lalu membenamkan wajahku di dadanya lagi dan dia menarikku semakin merapat ke dalam pelukannya. Jangan pernah lepaskan aku Oppa, karena sampai kapanpun aku tidak akan membiarkanmu pergi jauh. Sampai kapanpun aku dan ELF akan tetap menunggumu Oppa.

*END 🙂

Huwaaaa… kacau..

Tetap di tunggu komennya yach..

Gomawo^^

10 thoughts on “I’ll Be Here for You, Oppa (FanFic by Rryfishy)

  1. Aduh…. Aduh… Aduh ngga kebayang kalau itu adalah leader-nim bisa-bisa diriku nangis-nangis deh *persiapin diri dari sekarang*

    Ehm, scene dimana Heechul sama pacar pelukan buat ngisi ulang energi itu sama kaya scene yang ada di FF buatan diriku yang judulnya Good Luck, dimana Ryeowook meluk Hyemin untuk ngisi ulang energinya hahahaha dan scene itu juga ada di drama The Greatest Love gitu *tapi asli saat diriku bikin itu scene, diriku sama sekali belum nonton itu drama* hahahaha

    Ini authornya bikin profesi pacarnya Heechul jadi jurnalis hampir sama dengan profesinya Hyorin pasangannya Heechul di FF buatan diriku hehehehehe *lirik Hyorin Onnie*

    Well sedih baca nie FF, dan kayaknya semua bakal bilang kayak begini deh sama Heechul Oppa I’ll Be Here For You Oppa and I’ll Always Wait for You Oppa *kabur sebelum dibalang sama Hyorin Onnie*

    Diriku bebas dari kutukan hahahahahaha

    • masih mending leader-nim gak dadakan ngasih tau kita jd msh bisa siapain hati pelan2..
      lha ini, tinggal berapa hari aja br d umumin.. big surprise..

      scene pelukan buat ngisi energi lagi tuh langsung kepikiran gt aja, hee..

      profesi cweknya Heenim tu sebenarnya krna aq mikir profesi apa yg sering keluar negri selain artis ya? jadinya jurnalis aja dch..

      Nanaaaaa… kutukan itu kan Nana sendiri yg buat,, aq gak ikut2,, ntar klo ada apa2 sm silent reader, Nana yg tanggung jawab lho…
      kekekkekekkkeee….

      makasih y Na, udh posting tepat waktu komen seperti biasanya, hee..

      • Nah, takutnya leader-nim juga kayak begitu, ngasih tau seminggu sebelum, kan bikin hati miris aja deh hiks… hiks.. hiks…

        Hehehehehe scene itu emang keren banget deh, simple tapi dapet feel-nya :p

        Hahahahaha kalo Hyorin Onnie tahu, bisa seneng nie beliau 😀

        Itu kutukan sengaja dibikin soalnya Nana udah gedeg banget sama silent reader, makin hari makin jadi aja kelakuannya, jadi yah terpaksa ada kutukan deh :p

        Sama-sama Hety-ssi, kebetulan juga lagi ngga ada antrian FF jadi FF ini bisa diposting tepat waktu hehehehehe

  2. Lgi2 ktukan.._-

    tlat bgt nich bca ff heechul,org’a dah pergi jd nget lg.._-

    wah siapapun org’a bru ngrasa mesra2an
    tba2 da brta mw dtggal pergi mending dr jauh2 hr,ni tgal ngtung hri..sangat shock n berat bgt rasa’a..
    Tp bsa lah sdih’a ilang dganti lamaran ala chulie..haha

    • kutukan itu bukan aq yg buat lho dwi..*nunjuk2 nana

      kita smua shoch pas dngr heeppa yg mau wamil scara dadakan.

      dwi suka cara lamaran heeppa dgn d bentak2 kyk gt..??Hmmm..

      gomawo yach udh baca n ninggalin komen^^

  3. finally ff heeppa nongol, dr kmrn2 cri ff heeppa susah bgt kbnykkn klo ga kyu.. donghae.. yesung.. teuk2ppa… Hikz..Hikz..hikz..hikz.. jd kgn heeppa..

    tp bgs chingu wat ffny, lnjutkn lg y biar kgnny ma heeppa ga ilang mpe wamilny slesai.. he..he..he..

    • emank sngaja bikin FF heeppa cz pas lg buat perasaan lg gundah gulana *halahh..

      kangen selama 2 tahun itu menyiksa.. tp stelah lihat gambar2 heeppa d pelatihan sdkit terobati kangennya..

      makasih y puput, udah bc n gak jd sider..^^

Leave a reply to thecuties Cancel reply